Selasa, 05 Januari 2010

Taman Rumah Yang Indah dan Sehat

Kehadiran sebuah taman dirumah selain menambah keindahan juga menjadikan  tampak lebih sehat . dan tentu saja menjadi keuntungan bagi penghuni rumah. Selain kesegaran udara dari taman yang menjadikan anda lebih sehat, kenyamanan dan suasana rilex dari taman yang indah dan asri akan menenangkan pikiran dan mengurangi stress yang mungkin ada bahkan taman yang asri bisa sebagai sarana terapi kesehatan, banyak rumah sakit dikota2 besar menghadirkan taman sebagai salah satu sarana alternatif untuk pengobatan pasien dari sudut psikologis . Dan tentunya andapun bisa menghadirkan suasana tersebut dirumah anda sambil  menikmati matahari yang menghangatkan badan, bunga-bunga yang indah, sayur atau buah yang segar dari taman yang begitu dekat dan dapat dinikmati setiap saat di rumah.

Selain menghangatkan badan, sinar matahari di pagi hari juga memberikan Vitamin D bagi tubuh dan dapat memperbaiki suasana hati anda.

Banyak hal dapat membuat orang menjadi stress dan lelah sehingga orang-orang mencari cara untuk menolong mereka tetap rilex. Mempunyai taman di rumah sangat menolong untuk mengurangi stress yang dihadapi. Kegiatan berkebun atau sekedar melihat taman yang indah akan membuat perasaan lebih senang dan segar.

Untuk membuat taman rumah tidak harus membutuhkan lahan yang besar. Sedikit tanah kosong di sudut rumah dapat dijadikan taman indah di rumah anda. Anda dapat memilih desain taman yang cocok dengan gaya kepribadian anda.

Dari penelitian ditemukan bahwa memandang taman saja sudah cukup memberikan efek baik untuk kesehatan psikologi orang. Lingkungan sekitar anda dengan pemandangan taman hijau dan bunga-bunga berwarna cerah akan memberikan perasaan menyenangkan bagi yang melihatnya. Perasaan sangat rilex dapat muncul dengan mencium harum bunga dan kesegaran tanaman hijau. Udara segar dari taman rumah anda dapat membuat perasaan anda jauh lebih enak dan meringankan beban yang mungkin ada.

Daun-daunan hijau dan bunga-bunga dengan bau menyenangkan seperti mawar, kemuning, sedap malam, dll dapat dipilih sehingga dapat menarik anda berada di taman. Bunga-bunga berwarna cerah juga akan mengundang banyak kupu-kupu ke taman rumah anda. Ini akan menambah keindahan taman rumah anda.

Kombinasi alunan musik saat anda berkebun atau merawat taman, akan menjadi terapi stress yang cukup manjur. Terapi lain adalah dengan membuat taman rumah yang dikombinasikan dengan feature air seperti kolam, air mancur, air terjun, dll.

Taman rumah bisa dinikmati oleh hampir semua orang. Dari anak-anak sampai orang tua, orang sehat ataupun orang sakit. Sebagian orang malah menjadikannya sebagai hobby. Waktu luang biasanya diisi dengan kegiatan merawat taman untuk menjaga penampilan taman yang indah dan sehat.

Selain dapat menanam berbagai macam tanaman kesukaan dan menikmati taman yang indah di rumah, salah satu manfaat nyata yang diperoleh dari berkebun atau merawat taman adalah secara tidak langsung anda bergerak / berolahraga. Lakukan pemanasan dan stretching terlebih dulu sebelum kegiatan di taman seperti membabat rumput, mencangkul, menggali, dan menanam dilakukan. Untuk menjaga kesehatan tubuh, olahraga sebaiknya dilakukan secara teratur. Tetapi kehidupan modern sekarang membatasi waktu kebanyakan orang untuk melakukan aktivitas olahraga.

Banyak anak-anak yang kegemukan karena kurangnya olahraga teratur dan pola makan yang kurang baik. Kebun atau taman yang baik di rumah dapat mengakomodasi kedua kebutuhan di atas dengan memungkinkan anak-anak beraktivitas di kebun dan menyediakan makanan sehat seperti sayur dan buah segar, meskipun dengan lahan yang sempit. Anak-anak dapat juga belajar bagaimana proses tanam dimulai dari penanaman benih pertama sampai akhirnya taman atau kebun yang ikut mereka rawat menghasilkan buah atau sayur sehat atau bunga-bunga yang indah. Banyak sekolah juga memasukkan pelajaran berkebun ke pelajaran seperti ilmu pengetahuan alam atau science, dan anak-anak punya kesempatan untuk langsung mempraktekkan secara nyata dengan membangun satu kebun atau taman yang sederhana dan terus-menerus berkembang sesuai dengan pengetahuan yang mereka dapatkan. Selain sebagai sarana pendidikan, taman atau kebun juga dapat menjadi sarana rekreasi bagi anak-anak.

Dengan adanya taman di rumah, anak-anak juga dapat bereksperimen dan mempunyai kesempatan menikmati sayur dan buah segar segera setelah dipetik. Saat buah atau sayur dipetik, nutrisi atau vitamin akan mulai berkurang. Segera setelah dipetik adalah saat paling baik untuk mengkonsumsinya. Tanaman atau sayuran yang dibekukan segera setelah dipetik juga banyak membantu menjaga kesegaran sayur atau buah, tetapi waktu terbaik untuk mengkonsumsinya adalah segera setelah sayur atau buah dipetik.

Menanam buah atau sayur di kebun atau taman rumah anda sendiri, memungkinkan anda menghindari pupuk kimia / pestisida untuk tanaman anda. Dengan demikian anda dapat menikmati buah dan sayur organik yang jauh lebih sehat.

Tips Menata Taman Dalam Rumah

Gelap,pengap,lembab, sumpek akan terasa bila rumah kita tidak memiliki bukaan yang memadai. Bila lubang angin, jendela dan pintu dirasa belum mencukupi kebutuhan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik,bisa dibuat ruang dengan bukaan di bagian atap di rumah. Ruang ini biasa disebut patio, yang diletakkan di tengah, pinggir, atau belakang rumah.

1. Patio dapat ditata menjadi taman yang dipenuhi tanaman, atau menjadi taman kering dengan batu-batuan  sebagai elemen pengisinya.

2. Pilih tanaman yang tidak membutuhkan terlalu banyak sinar matahari dan mudah perawatan. Misalnya anthurium, palem, pandan bali,dll.

3. Beberapa tanaman dalam pot yang disusun sedemikian rupa berdasarkan komposisi dan peletakan yang tepat, bisa jadi pilihan pengisi patio

4. Selain ditanami tumbuh-tumbuhan, patio juga dapat dihiasi berbagai macam batu alam seperti batu paras,koral dan batu candi.

5. Untuk menciptakan kesegaran dan kesejukan, tambahkan elemen air berupa kolam dan pancuran.

6. Bila memang tidak memungkinkan menanam tanaman hidup di patio, bisa diletakkan tanaman artificial

7. Agar rumah tetap mendapat pencahayaan yang baik namun tidak terkena hujan, beri tudung atap yang terbuat dari bahan transparan atau genteng kaca.

8. Bisa juga dengan membiarkan atap terbuka namun dipasangi teralis yang permanent atau dibuka tutup dengan engsel. Lapisi lagi dengan kawat nyamuk untuk mencegah masuknya nyamuk sekaligus memecah curahan air hujan

Taman Minimalis

Konsep taman rumah minimalis akhir - akhir ini menjadi trend baik dikalangan pengembang maupun person . Rumah tanpa Taman ibarat sayuran tanpa garam terasa hambar, gersang sehinga tanpa disadari bagi penghuninya, rumah bisa menjadikan ketidak nyamanan dalam bertempat tinggal . Banyaknya kesibukan yang dilalui secara rutin tiap hari membuat pikiran menjadi penat, mudah stres krn salah satunya tidak ada tempat yang nyaman bagi kita untuk kita melepas pikiran . Mungkin anda salah satu orang yang membutuhkan tempat yang nyaman dirumah anda, namun karna keterbatasan lahan Jika begitu, kehadiran taman bergaya minimalis perlu di hadirkan dirumah anda.


Untuk sebuah taman minimalis yang biasanya berada di lahan sempit, tak sembarang tanaman dan ornamen pantas diletakkan di sana. Salah memilih, lahan yang sudah sempit akan terlihat semakin sempit. Karena berada di lahan yang terbatas, biasanya sekitar dua hingga enam meter persegi, pemilik rumah tentu menginginkan taman minimalis ini bisa ditata seoptimal mungkin.

Untuk membuat taman minimalis, ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan. Bangunan gaya minimalis umumnya bertingkat dengan bentuk kotak atau geometris. Bentuk ini menyembulkan kesan tegas dan kaku. Nah, kehadiran taman diharapkan bisa mengurangi kesan kaku tersebut.

Taman minimalis sebaiknya menonjolkan aksen natural dengan material yang tidak terlalu banyak, terutama jika bangunan rumah memiliki jendela ukuran besar. Selain itu aspek kesehatan dan kenyamanan penghuni rumah sangat perlu diperhatikan ketika membuat taman minimalis. Anda tahu bukan, hunian minimalis yang sempit sangat membutuhkan pasokan oksigen. Nah, kebutuhan oksigen bisa diperoleh dari proses fotosintesis tanaman hijau. Karena itu, perbanyak tanaman hijau di taman minimalis. Oksigen bisa juga diperoleh dari unsur air. Karena itu, menghadirkan kolam plus air terjun atau pancuran, merupakan langkah yang tepat.

Kesan Natural bisa juga ditampilkan dengan menggunakan unsur keras tapi tetap menonjolkan nilai arstitik sehingga penampilan rumah tetap berkesan nyaman dan Natural . Batu Alam adalah komponen yang tak terpisahkan pada saat ini dalam pembutan Taman Minimalis, terutama untuk menghadirkan konsep kolam dan air terjun banyak digunakan material batu alam . Batu yang sering digunakan ( batu Bali green Cukil, Andesit, candi , paras Jogja ) Perpaduan yang kompak antara unsur Batu , Tanaman Hijau dan Desain Rumah, membuat kehadiran taman minmalis terasa menjadikan rumah sebagai surga hunian .

Di mana sebaiknya taman minimalis berada? Sangat fleksibel. Anda bisa menempatkannya di bagian depan, belakang, pojok, samping, bahkan di dalam rumah. Jika menyukai unsur air, Anda bisa menempatkan taman minimalis bertema taman air di bagian depan rumah.

Jika taman berada di bagian belakang rumah, buatlah desain yang lebih sederhana. Hindari bentuk-bentuk yang menyerupai gunung, karena akan menumbuhkan kesan sempit. Jika ingin menghadirkan rumput, sebaiknya pilih yang berdaun kecil dan halus seperti rumput peking.

Lain halnya untuk taman minimalis yang hadir di dalam rumah. Tanaman yang pas untuk taman di dalam rumah adalah tanaman in door, keluarga palem-paleman. Tanaman berdaun hijau dengan sedikit semburat kuning, Dracena fragrans, juga layak Anda pilih.

Sejatinya, banyak jenis tanaman yang cocok menghuni taman minimalis. Yang penting, mudah dipelihara, berwarna hijau, serta harganya murah. Beberapa di antaranya, yakni Caladium linium, Calathea majestic yang memiliki daun berwarna hijau segar, dan Yang liyu, yang kerap menghiasi area tepi kolam.

Untuk jenis tanaman berbunga, Anda juga punya banyak pilihan. Sebut saja misalnya, kembang merak, alamanda, terompet, melati, dan kemuning. Tak saja indah, bunga kemuning yang mungil namun wangi bisa sekaligus mengharumkan taman Anda. Bahkan, jika ditanam di dekat carport, bunga ini bisa berfungsi sebagai pembatas atau pagar. Masih ada pilihan lain? Tentu saja. Tanaman sri rejeki, bahkan Anthurium, pas juga untuk taman minimalis Anda.

Tak hanya tanaman hias. Tanaman buah pun bisa Anda tampilkan pada jenis taman yang satu ini. Tapi ingat, jangan sembarang tanaman buah. Sebaiknya, pilih pohon bersosok ramping dan tumbuhnya vertikal. Contohnya, pohon ceremai, srikaya, dan delima. Tanaman menjulang seperti glodok tiang atau cemara lilin bisa juga menjadi penghias taman. Tidak sulit, bukan? Berbekal tips di atas, mudah-mudahan taman Anda tampil maksimal meski berada di lahan minimal.***

Senin, 04 Januari 2010


Eksotika Taman Jepang

SEDERHANA namun kaya unsur alam,salah satu ciri khas yang melekat pada konsep taman bergaya Jepang. Anda pun bisa mengaplikasikannya di rumah. Bagaimana bentuknya?

Penataan sebuah taman pada hunian sangat penting. Salah satunya adalah menentukan konsep taman yang sesuai dengan konsep bangunan rumah. Dengan demikian, desain yang holistik pada bangunan utama sampai pada tamannya bisa Anda miliki.

Taman jepang sesuai dengan namanya diadopsi dari gaya taman yang biasa ada di halaman rumah orang Jepang. Desain lanskapnya yang sederhana membuat siapa pun mampu mengadopsi taman jepang ini ke dalam area tempat tinggalnya. Walau memang di tempat asalnya, taman ini berada di area subtropis.

"Mengingat letak geografis Jepang, sebenarnya taman jepang ini kurang pas disebut taman tropis karena Jepang sendiri terletak di kawasan subtropis," sebut arsitek lanskap Immanuel Purba.

Indonesia yang berada di garis khatulistiwa tak terlalu bermasalah bila ingin mengonsepkan sebuah taman pada hunian. Jadi, taman jepang ini pun sah-sah saja Anda pilih sebagai konsep taman rumah Anda. Justru dengan adanya lahan hijau dalam rumah, akan berguna untuk daerah resapan air selain menjadi area estetis.

Menurut arsitek lanskap Widjatmiko Heru, ciri taman bergaya Jepang dapat dilihat dari tanamannya. "Biasanya tanaman di taman bergaya Jepang bentuknya tertata rapi karena sengaja dipangkas.

"Selain tertata rapi, tanaman yang menghiasi taman jepang tidak rimbun seperti tanaman di taman tropis. Kalaupun ada, lagi-lagi dibentuk bulat atau dibonsai," kata Widjatmiko yang menjabat sebagai direktur PT Agla Pradipta Tama.

"Taman Jepang itu cenderung simpel dan kesan yang tampak adalah tenang," papar Immanuel yang biasa disapa Iman dari Alaminti Stonesia.

Di negara asalnya, orang Jepang merancang tamannya ini seperti menggambarkan alam itu sendiri. Hal ini sangat berkaitan dengan filosofi Zen yang sangat mementingkan keseimbangan dan pendekatan pada alam.

Elemen alam berupa air menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari taman bergaya Jepang. "Ciri lainnya yaitu taman ini lebih bermain dengan unsur air karena terdapat pengaruh dari kepercayaan pada filosofi Zen itu sendiri," kata Iman, alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Unsur minimalis juga melekat pada taman jepang. Dengan tanaman yang tidak terlalu rimbun membuat taman bergaya jepang terlihat simpel dan bersih. Jarang ada tanaman yang dibiarkan tumbuh liar karena selalu dipangkas dan dibentuk.

Materi keras (hardscape) pada taman jepang diisi oleh batu-batuan, koral, kerikil, dan pasir. Ornamen bergaya Jepang memang tak jauh dari unsur batu dan kayu. "Di taman jepang bisa dipasang stone lamp, kolam ikan, atau air mancur," kata Widjatmiko, arsitek yang sudah bekerja di PT Agla Pradipta Tama sejak 1994.

Ornamen taman lain pun bisa Anda pilih untuk melengkapi Taman Jepang Anda.Namun, penempatannya harus tetap diperhatikan dan jangan sampai berbagai macam ornamen dipasang semua di area taman. Cukup satu atau dua macam tanpa mengurangi kesan sederhana pada Taman Jepang ini.

"Kehadiran gazebo dengan desain khas Jepang, jembatan kecil di atas kolam, jalan-jalan setapak, atau ornamen taman lain yang berbahan material bambu mampu menambah nilai estetis taman jepang Anda," ujar Iman.

Menurut dia, lebih bagus kalau elemen air ini dihadirkan dalam bentuk air mancur yang keluar dari pipa bambu. Air mengalir ke bebatuan, lalu mengalir tenang ke kolam ikan. Elemen air inilah yang tak bisa dipisahkan dari sebuah taman sehingga membuat suasana damai, nyaman, dan mampu merasakan senyapnya alam. Sumber: Okezone

TAMAN JEPANG

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kōraku-en, taman bergaya kaiyū di Okayama.
Taman batu Jepang di Ryōan-ji, Kyoto.
Taman Jepang ( Nihon teien ) adalah taman yang dibangun dengan gaya tradisional Jepang. Prinsip dasar taman Jepang adalah miniaturisasi dari lanskap atau pemandangan alam empat musim di Jepang. Elemen dasar seperti batu-batu dan
kolam dipakai untuk melambangkan lanskap alam berukuran besar.
Selain taman Jepang yang dibuka untuk umum, taman Jepang dibangun di hotel, kuil Buddha, bekas kediaman resmi daimyo, dan rumah besar milik pejabat atau pengusaha. Taman sempit bergaya Jepang di halaman rumah milik rakyat biasa disebut tsuboniwa (taman halaman kecil) atau nakaniwa (halaman dalam).[1] Tiga taman Jepang yang paling terkenal adalah Kenroku-en di Kanazawa, Kōraku-en di Okayama, dan Kairaku-en di Mito, Prefektur Ibaraki.

Model dan gaya
Taman shinden-zukuri (shinden-zukuri teien)
Taman gaya shinden-zukuri berasal dari Dinasti Tang, dan diperkenalkan di Jepang pada zaman Heian. Taman dibangun di halaman tengah rumah kediaman bangsawan yang dibangun dengan gaya arsitektur shinden-zukuri. Taman yang mewakili gaya shindenzukuri adalah Shinsen-en dan taman di Daikaku-ji di Kyoto.[2]
Taman gaya jōdo (jōdoshiki teien)
Situasi sosial yang tidak stabil pada zaman Heian menyebabkan meluasnya pemikiran Buddhisme Jōdo yang membuat orang Jepang mendambakan hidup di gokuraku. Ciri khas taman ini adalah kolam yang ditanami seroja. Tata letak taman dibuat menyerupai bentuk mandala dalam ajaran Jōdokyō. Taman yang mewakili gaya ini di antaranya taman di Byōdō-in, Jōruri-ji, dan Mōtsū-ji.[2]
Taman batu Jepang (karesansui)
Di taman batu Jepang, batu dipakai untuk menggambarkan air terjun, dan pasir berwarna putih dihamparkan untuk menggambarkan air mengalir. Air sama sekali tidak digunakan sebagai elemen taman. Taman batu Jepang hanya dimaksudkan untuk dilihat dari satu sudut pandang. Taman jenis ini berkembang pada zaman Kamakura, zaman Muromachi, hingga zaman Sengoku. Daitoku-ji dan Ryōan-ji di Kyoto adalah dua taman batu yang terkenal.
Taman gaya shoin (shoinshiki teien)
Taman gaya ini berkembang pada zaman Azuchi-Momoyama, dan merupakan gaya taman Jepang yang paling umum. Taman dibangun menghadap atau mengelilingi shoin (bangunan atau ruangan besar tempat menerima tamu). Ciri khas berupa batu-batu ukuran besar untuk menggambarkan pemandangan gunung di pedalaman.
Taman teh (chaniwa atau roji)
Taman teh adalah sebutan untuk taman kecil yang dilengkapi jalan-jalan setapak yang dibangun di sekeliling rumah teh. Taman gaya ini berasal dari zaman Azuchi-Momoyama. Batu pijakan (tobiishi) adalah elemen penting yang disusun di jalan setapak yang mengelilingi rumah teh. Susunan batu pijakan dimaksudkan untuk mengatur kecepatan langkah orang yang menuju ke rumah teh. Penempatan tanaman dan batu ditentukan oleh masing-masing aliran upacara minum teh. Taman model ini dilengkapi dengan wadah batu berisi air (tsukubai) dan lentera batu.
Taman gaya kaiyū (kaiyūshiki teien atau shisen kaiyū)
Desain taman gaya kaiyū merupakan perpaduan dari taman gaya shoin dan taman teh. Taman gaya ini berkembang pada zaman Edo. Ciri khas taman adalah ukuran taman yang besar dan dilengkapi kolam dan batu-batu. Di dalam taman dibangun taman-taman teh berukuran kecil yang tersebar di beberapa tempat dan dibangun jembatan-jembatan untuk menghubungkannya. Taman yang mewakili gaya ini adalah taman Vila Kekaisaran Katsura di Kyoto, Kōraku-en di Okayama, Kairaku-en di Mito, Prefektur Ibaraki, Kenroku-en di Kanazawa, Prefektur Ishikawa, dan Suizen-ji Jōju-en di Prefektur Kumamoto.[2] Kobori Enshū adalah arsitek lanskap asal zaman Edo yang dikenal dengan desain taman gaya kaiyū.
Taman daimyo (daimyō niwa)
Taman daimyo adalah sebutan untuk taman-taman luas yang dibangun daimyo di daerah-daerah pada zaman Edo, misalnya Taman Koishikawa Kōrakuen dan Rikugi-en di Tokyo. Lahan datar di kota sekeliling istana dibuat sebagai miniatur pemandangan terkenal di berbagai tempat di Cina dan Jepang. Di dalam taman jenis ini hampir selalu dibangun kolam. Keindahan taman dinikmati orang sambil berjalan di jalan-jalan setapak yang dibangun di dalam taman.
Prinsip dasar
Dalam taman Jepang tidak dikenal garis-garis lurus atau simetris. Taman Jepang sengaja dirancang asimetris agar tidak ada satu pun elemen yang menjadi dominan. Bila ada titik fokus, maka titik fokus digeser agar tidak tepat berada di tengah.
Secara garis besar, taman Jepang mengenal dua ekstremitas: sakral dan profan. Di halaman bangunan sakral seperti kuil Shinto, kuil Buddha, dan istana kaisar hanya disebar pasir dan kerikil. Salah satu contohnya adalah halaman Kuil Ise. Sebaliknya, taman yang dilengkapi kolam besar dan ditanami pepohonan, perdu, serta tanaman bunga dibangun di halaman bangunan yang dimaksudkan sebagai tempat memuaskan estetika keduniawian, misalnya rumah peristirahatan dan kediaman resmi. Taman seperti ini diperindah dengan dekorasi seperti batu-batuan, lentera batu, dan gazebo. Berada di tengah-tengahnya antara sakral dan profan adalah taman yang menggabungkan nilai-nilai sakral dan estetika profan, misalnya Vila Kekaisaran Katsura di Kyoto.
Taman Jepang berukuran besar dilengkapi dengan bangunan kecil seperti rumah teh, gazebo, dan bangunan pemujaan (kuil). Di antara gedung dan taman kadang-kadang dibangun ruang transisi berupa beranda sebagai tempat orang duduk-duduk. Dari beranda, pengunjung dapat menikmati keindahan taman dari kejauhan.
Tidak semua taman Jepang dirancang untuk dimasuki atau diinjak orang. Sejumlah taman dimaksudkan untuk dipandang dari kejauhan seperti dari dalam gedung atau beranda. Di taman yang dibangun untuk dipandang dari jauh, orang dapat melihat secara sekaligus semua elemen yang ada di dalam taman.
Taman Jepang mengenal permainan perspektif sebagai salah satu teknik untuk membuat taman terlihat lebih besar dari luas sebenarnya. Teknik pertama dari beberapa teknik yang biasa digunakan adalah penciptaan ilusi jarak. Taman akan terlihat lebih luas bila di latar depan diletakkan batu-batuan dan pepohonan yang lebih besar daripada batu-batuan dan pepohonan di latar belakang. Dalam teknik kedua berupa "tersembunyi dari penglihatan" (miegakure), tidak semua pemandangan di dalam taman dapat dilihat sekaligus. Tanaman, pagar, dan bangunan digunakan untuk menghalangi pandangan isi taman seperti air terjun, lentera batu, dan gazebo. Orang harus berjalan masuk sebelum dapat melihat isi taman. Dalam teknik ketiga yang disebut lanskap pinjaman (shakkei), pemandangan taman meminjam pemandangan alam di latar belakang seperti pegunungan, sungai, atau hutan yang berada di kejauhan. Bangunan seperti istana di luar taman juga dapat dijadikan bagian integral dari taman.


Tema
Walaupun elemen-elemen dasar dan prinsip yang mendasari desain taman dapat berbeda-beda, tema-tema tertentu dapat dijumpai di berbagai jenis taman, misalnya pulau kecil (disebut Hōraijima atau Pulau Hōrai) yang dibangun di tengah-tengah kolam. Di atas pulau kecil tersebut kadang-kadang diletakkan diletakkan sebuah batu besar yang melambangkan Sumeru dalam kosmologi Buddha atau Gunung Hōrai dalam Taoisme. Sebagai lambang utopia atau "tanah kebahagiaan", pulau kecil di taman tidak untuk dimasuki orang. Antara pulau dan bagian taman yang lain sengaja tidak dibangun jembatan.
Tema-tema lain yang umum adalah kombinasi dari elemen-elemen dasar seperti batu-batu, pulau kecil, dan pepohonan untuk melambangkan kura-kura dan burung jenjang yang keduanya merupakan lambang umur panjang di Jepang. Pulau kecil di tengah kolam dibangun seperti bentuk kura-kura atau diletakkan batu yang melambangkan kura-kura di tepian. Tema lain yang populer adalah Gunung Fuji atau miniatur lanskap-lanskap terkenal di Jepang.

Elemen dasar :

Air
Elemen dasar dalam taman Jepang adalah air, batu, dan tanaman. Selain sebagai sumber kehidupan, air digunakan untuk menyucikan benda dari dunia profan sebelum memasuki kawasan sakral. Air dialirkan dari sungai untuk membuat kolam dan air terjun.

Tanaman
Bertolak belakang dari batu yang melambangkan keabadian, pohon, perdu, bambu, rumpun bambu, lumut, dan rumput adalah benda hidup yang tumbuh seiring dengan musim sebelum menjadi tua dan mati. Bertolak belakang dengan taman gaya Eropa yang berfokus pada warna-warni semak dan bunga, taman di kuil Zen hanya berupa hamparan pasir. Taman rumah teh hanya menggunakan tanaman berdaun hijau dan pohon maple yang daunnya menjadi merah di musim gugur.
Perbedaan antara lereng gunung, padang rumput, dan lembah dinyatakan dalam pemakaian berbagai macam spesies pohon dan perdu yang dipotong dan dipangkas hingga menyerupai berbagai bentuk. Pohon dan perdu juga dipakai sebagai penghubung antardua lokasi pemandangan di dalam taman. Bukit-bukit buatan dibangun dari gundukan tanah.

Batu
Batu-batu disusun untuk menyerupai bentuk-bentuk alam seperti pegunungan, air terjun, dan pemandangan laut, dan dipilih berdasarkan bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Batu adalah elemen terpenting dalam taman karena dapat dipakai untuk melambangkan pegunungan, garis pantai, dan air terjun. Di taman yang memiliki pulau kura-kura dan pulau burung jenjang di tengah kolam, batu-batu diletakkan untuk memberi kesan adanya kepala dan ekor.
Batu-batu berukuran sedang digunakan sebagai batu pijakan (tobiishi, arti harfiah batu loncatan) yang dipasang bersela-sela di jalan setapak. Batu-batu yang menutup jalan setapak disebut batu ubin (shikiishi). Ketika berjalan di atasnya saat hari hujan, pakaian dan alas kaki akan terhindar dari percikan air, tanah, dan lumpur.
Di taman batu Jepang, hamparan pasir dan kerikil diratakan dengan penggaruk menjadi pola-pola yang melambangkan benda yang mengalir seperti awan dan arus air. Butiran pasir dan kerikil yang dipakai tidak berukuran terlalu halus karena mudah diterbangkan angin atau dihanyutkan oleh air hujan. Sebaliknya, butiran pasir dan kerikil yang berukuran terlalu besar akan sulit ditata dengan penggaruk. Pemilihan pasir dan kerikil juga mempertimbangkan warna. Pasir berwarna putih memberi kesan murni dan cemerlang di bawah sinar matahari, sedangkan pasir berwarna gelap mengesankan keheningan.
Batu untuk taman berasal dari pegunungan, pinggir laut, atau pinggir sungai, dan digolongkan menjadi tiga jenis: batuan sedimen, batuan beku, dan batuan malihan. Batuan sedimen biasanya memiliki permukaan yang halus dan bulat karena terkikis air. Batuan seperti ini dipasang di pinggir kolam dan sebagai batu pijakan di jalan setapak. Batuan beku berasal dari gunung berapi dan biasanya memiliki bentuk dan tekstur yang kasar. Batu seperti ini dipakai sebagai batu pijakan atau sebagai elemen yang menonjol, misalnya diletakkan untuk melambangkan puncak gunung. Batuan malihan adalah batu keras yang biasanya dipasang di sekeliling air terjun atau aliran air. Batu potong dari batuan sedimen juga populer untuk membangun jembatan, wadah batu berisi air, dan lentera batu.

Pagar
Pagar bambu di Vila Kekaisaran Katsura.
Di taman rumah teh dan taman Jepang model kolam di tengah (shisen kaiyū), pagar dan bangunan gerbang merupakan elemen penting dalam lanskap. Pagar secara garis besar terdiri dari pagar hidup (ikigaki) dari tanaman perdu yang dipangkas dan pagar buatan dari kayu atau bambu.[3]
Pagar hidup berfungsi sebagai pembatas, penghalang pandangan, pelindung dari angin, api, dan debu, serta penghambat suara. Pagar bambu tembus cahaya (sukashigaki) disusun dari batang-batang bambu yang lebar-lebar jaraknya hingga pemandangan di balik pagar masih terlihat. Sebaliknya, pagar pembatas (shaheigaki) dibangun dari susunan bambu yang rapat dan membatasi pemandangan di baliknya.
Di dalam taman tidak digunakan dinding dari tanah yang dikeraskan, kayu, atau batu. Dinding hanya dipakai sebagai dinding luar pembatas taman.[3]

Lentera
Lentera batu di Kenroku-en.
Lentera (tōrō) berasal dari tradisi Cina untuk menyumbangkan lentera ke kuil Buddha. Sejak zaman Heian, lentera juga disumbangkan ke kuil Shinto untuk penerangan di malam hari dan sebagai hiasan. Lentera batu mulai dijadikan dekorasi standar di taman rumah teh sejak zaman Muromachi.[4] Setelah menjadi mode di taman-taman rumah teh, lentera batu akhirnya dipasang di berbagai taman Jepang karena keindahan dan kegunaannya.

Wadah air
Wadah air (tsukubai) di Tōfuku-ji.
Wadah batu berisi air (tsukubai) adalah perlengkapan standar taman rumah teh. Air dari tsukubai dipakai untuk mencuci tangan tamu sebelum mengikuti upacara minum teh. Tradisi menyediakan wadah batu berisi air di taman rumah teh berasal dari tradisi menyediakan wadah batu berisi air dalam agama Buddha dan Shinto. Sebelum berdoa di kuil, orang berkumur dan membersihkan diri dengan air dari wadah batu yang disebut chōzubachi. Wadah batu yang diletakkan di tanah disebut tsukubai chōzubachi (disingkat tsukubai) karena orang yang mengambil air harus berjongkok (tsukubau).[5]Setelah banyak dipasang di taman-taman, tsukubai akhirnya dijadikan perlengkapan standar di taman-taman rumah teh.
Selain tsukubai terdapat dua bentuk lain wadah air dari batu. Wadah batu yang memungkinkan orang mengambil air sambil berdiri disebut tachi chōzubachi (chōzubachi berdiri). Wadah air yang diletakkan berdekatan dengan beranda bangunan disebut ensaki chōzubachi (chōzubachi beranda).

Jembatan
Jembatan di Taman Ritsurin, Takamatsu.
Dalam desain taman dengan air sebagai subjek utama, jembatan adalah elemen dasar yang menambah harmoni dalam lanskap. Jembatan juga berfungsi sebagai penghubung bagian-bagian taman yang dipisahkan oleh air. Di taman batu Jepang, jembatan batu dibangun untuk memberi kesan bahwa di bawah jembatan ada "air" yang mengalir.
Di taman gaya Jōdo, jembatan melambangkan jembatan Sungai Sanzu yang harus diseberangi arwah orang yang meninggal untuk sampai ke akhirat.[6] Selain itu, jembatan berfungsi sebagai pemisah, seperti halnya fungsi gerbang tengah (chūmon) di taman teh yang memisahkan taman dalam (kawasan sakral) dan taman luar (kawasan profan).

Sejarah
Dalam bahasa Jepang, istilah taman ( teien ) terdiri dari dua aksara kanji, niwa dan sono Istilah niwa mengacu kepada lahan berkerikil untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan upacara keagamaan, dan sono mengacu kepada lahan pertanian dan sawah berpengairan. Orang zaman Jōmon menamakan lahan tempat mereka melakukan kegiatan, upacara keagamaan, dan mengumpulkan makanan sebagai niwa. Benda-benda yang ada di lahan tersebut, seperti pohon, batu besar, air terjun, dan kerikil di pantai sering kali dipercaya sebagai benda sakral yang dihuni oleh arwah suci. Pasir, kerikil, atau batu dipakai untuk menandai tanah yang dipercaya sebagai tempat sakral untuk berdoa. Batu-batu di laut dan gunung dipercaya dihuni atau digunakan kami ketika turun dari langit (iwakura). Susunan batu digunakan untuk menandai tempat suci (altar) yang disebut iwasaka.
Naskah tertua yang menyebutkan tentang niwa adalah Manyōshū yang mengaitkan niwa dengan laut luas dan tempat orang memancing. Setelah orang Jepang mengenal cara bertani, niwa berarti halaman di depan rumah untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Setelah teknik pertanian dikenal orang zaman Yayoi, kata sono dipakai untuk menyebut lahan beririgasi yang ditanami padi.
Elemen dasar, prinsip, dan tema-tema untuk taman sudah dikenal orang Jepang sejak zaman Heian. Buku-buku klasik mengenai pertamanan hingga kini masih dijadikan pedoman sewaktu membangun taman Jepang. Buku pertamanan tertua di Jepang adalah Sakuteiki (Catatan Membuat Taman) yang ditulis pada pertengahan zaman Heian. Pengarangnya diperkirakan bernama Tachibana no Toshitsuna. Dalam Sakuteiki, prinsip-prinsip pertamanan dari Cina disesuaikan dengan estetika dan kondisi alam di Jepang. Konsep-konsep dalam Sakuteiki antara lain diterapkan di taman lumut Saihō-ji di Kyoto. Tidak seperti halnya buku pertamanan dari zaman sesudahnya, Sakuteiki hanya berisi teks dan tidak dilengkapi ilustrasi. Di antara buku pedoman pertamanan dari zaman yang lebih modern terdapat buku yang diperkirakan ditulis tahun 1466, Sanzui Narabi ni Nogata no Zu (Ilustrasi untuk Merancang Lanskap Gunung dan Air) dan Tsukiyama Teizōden ( Catatan Pembangunan Taman Bukit Buatan) terbitan tahun 1735. Tsukiyama Teizōden disusun dari buku pertamanan yang lebih awal, termasuk Tsukiyama Sansuiden (Catatan Bukit Buatan, Gunung dan Air) dan Sanzui Narabi ni Nogata no Zu.
Sepanjang zaman Nara, pengaruh budaya Cina diterima Jepang dari Dinasti Tang, termasuk di bidang arsitektur dan pertamanan. Dari ajaran Taoisme, orang Jepang mengenal legenda orang bijak bernama Sennin (Xian). Sennin konon hidup abadi dan tinggal di seberang lautan di Gunung Hōrai (Gunung Penglai). Sejak zaman Kamakura, di berbagai tempat di Jepang dibangun taman dengan pulau kecil di tengah-tengah kolam. Pulau-pulau kecil tersebut dinamakan pulau burung jenjang (tsurujima) dan pulau kura-kura (kamejima). Pulau kecil di tengah kolam merupakan lambang pulau tempat tinggal Sennin, sekaligus bentuk harapan umur panjang dan hidup abadi. Di atas pulau kecil tersebut ditanam pohon tusam yang melambangkan umur panjang karena daunnya selalu hijau sepanjang tahun.
Pada zaman Muromachi, biksu Zen membangun taman dari batu, pasir, dan kerikil (karesansui) yang mencerminkan konsep Zen mengenai disiplin, mawas diri, dan pencerahan. Taman batu Zen dimaksudkan untuk meditasi, dan biasanya dibangun di sebelah selatan kuil. Hamparan pasir dan kerikil diatur dengan penggaruk bambu untuk membuat berbagai macam pola air seperti ombak, pusaran air, dan riak air.
Taman dan gedung mewah yang terlihat agung dan mencolok merupakan ciri khas arsitektur zaman Azuchi-Momoyama. Sebagai reaksi dari kemewahan tersebut tercipta kesederhanaan dalam seni minum teh dan taman rumah teh (roji).


RAGAM FUNGSI KORAL
Batu koral banyak macamnya. Kehadirannya dapat menjadi elemen estetika yang memperindah tampilan taman anda.

Taman yang indah dipandang mata, tidak hanya ditentukan dari faktor tanamannya semata, namun juga dari pelengkapnya. Penggunaan elemen keras (hardscape) bisa menjadi pilihan. Selain mempercantik taman, juga berfungsi menyeimbangkan dengan material lunak (softscape). Batu koral, sebagai salah satu hardscape, bisa menjadi pilihan untuk memberi sentuhan estetika di taman anda. Bentuk dan warnanya yang menonjol, sekaligus tampil sebagai aksen penegas dalam tatanan taman. Anda tinggal memilih bentuk, warna dan ukuran sesuai dengan konsep gaya taman anda. Batu koral bisa digunakan sendiri, atau dikombinasi dengan material lain, yang dapat menghasilkan permainan tekstur.

Batu koral merupakan hasil alam yang ditambang dari pesisir pantai. Seperti halnya pasir pantai, batu pun juga terdapat di pantai. Itulah sebabnya, penamaan koral diambil berdasarkan nama daerah dimana batu itu ditambang. Seperti misalnya Kupang, Irian, Alor, Ambon, Lampung dan Bengkulu. Ukurannya bermacam-macam, biasanya berkisar antara 1-5 cm, dengan warna yang beraneka pula. Ada warna putih, merah hati, hijau, dan hitam.

Terdapat beberapa aplikasi koral. Diantaranya, koral bisa digunakan sebagai batu sikat yang dibentuk dengan pola-pola tertentu sesuai keinginan. Bisa berbentuk bunga, binatang atau bentuk-bentuk geometris. Sebagai batu sikat, koral dipasang dengan campuran pasir,air dan semen. Biasanya ornamen batu sikat ditempatkan di teras, carport atau elemen estetis di ruang eksterior maupun interior. Batu sikat juga bisa dibentuk sebagai stepping stones (batu pijakan) dalam aneka bentuk seperti persegi atau lingkaran.

Selain itu koral bisa ditempatkan sebagai pemanis atau aksen dalam taman atau pedestrian. Untuk jenis ini, cukup tebar dan susun koral di atas media yang dipilh. Sebaiknya, susunan

koral dalam kerapatan yang sedang, hingga terlihat rapi. Untuk jenis batu koral yang ditabur di atas tanah, juga memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai resapan air. Tetesan air dari atap akan menuju ke taburan batu koral, hingga air tidak mengotori tembok taman.

Di sisi lain, hamparan koral dapat juga bermanfaat dari sisi kesehatan. Cukup berjalan di atas taburan batu koral di taman anda. Permukaan batu kasar yang anda injak, akan melancarkan sirkulasi darah.

Dilihat dari harga jualnya, rata-rata batu koral hampir sama. Dijual dalam kemasan plastik 15kg, batu kupang putih dan merah hati dihargai Rp 35 ribu. Satu kemasan plastik dapat menutup permukaan taman sekitar 1 m2. Ada juga batu Bengkulu dan telur puyuh yang dijual Rp 50 ribu tiap 20-30 kg. Selain itu ada juga batu koral yang cukup mahal harganya. Contohnya batu Italy berbentuk kecil-kecil dan berwarna putih mengkilat dikenai harga 100 ribu/20 kg, dan batu alor dalam kemasan 20kg seharga Rp 110 ribu. Mahalnya harga ini biasanya terkait dengan faktor kesulitan mendapatkan batu koral tersebut.

Batu koral bersifat fleksibel. Apapun gaya taman anda, batu koral bisa digunakan untuk menambah keindahan taman itu sendiri. Namun, semuanya tetap harus memperhatikan komposisi, baik antara batu koral, tanah yang ditumbuhi rumput ataupun tanaman lainnya.

TIPS PERAWATAN BATU KORAL

Lama kelamaan, penampilan batu koral dapat menurun, yaitu menjadi kusam. Faktor kotoran berupa tanah, debu dan lumut adalah penyebabnya.

Berikut cara membersihkannya:

- Masukkan koral ke dalam ember

- Rendam koral dalam air, tinggi air di atas permukaan koral 1 cm

- Tambahkan 3-5 tutup botol cairan pembersih porselen ke dalam ember

- Diamkan selama 1-2 jam

- Aduk batu dalam ember. Jangan lupa gunakan sarung tangan saat mengaduk.

- Sikat kotoran membandel dengan sikat bekas.

- Buang airnya, bilas dengan air bersih

- Dijamin batu koral akan kembali bersih

- Batu siap ditebar kembali

sumber :rumahku.rumahku-online.com

TIPS MEMASANG BATU ALAM

Memasang batu alam tak jauh berbeda dengan memasang keramik. Namun, tentu saja ada beberapa hal yang berbeda. Berikut tips memasang Batu Alam :

Sebelum dipasang, sebaiknya Batu Alam direndam dalam air. Sebab batu alam memiliki pori-pori yang besar sehingga bila ditempel langsung biasanya mudah lepas
jenis - jenis batu alam yang mudah lepas : batu langit, paras jogja, andesit .

Sebelum dipasang permukaan yang akan dikasih semen dibuat alur acak dulu agar batu alam kuat menempel pada dinding.

Jarang ada batu alam yang punya ukuran presisi sehingga mempersulit untuk pemasangan. Penyimpangan ukuran pada batu alam bisa mencapai 5 mm atau bahkan 1 cm. Kalau sudah begini, hasilnya bisa dipastikan tidak akan rapi. sebelum dipasang pilih batu yang presisi sebagai acuan .

Batu Alam relatif berat karenanya dalam pemasangan membutuhkan semen yang lebih banyak, Pastikan pula adukan semen diaplikasikan secara merata pada permukaan batu Alam yang akan ditempel jangan hanya bagian tengahnya

Jangan membiarkan bekas semen di permukaan Batu Alam sampai kering. karena Batu Alam memiliki sifat porous (menghisap air) sehingga apabila semen didiamkan di permukaan batu sampai kering, maka akan sangat sulit dihilangkan. sediakan ember berisi air dan kuwas, untuk menguas permukaan batu dari flek - flek semen sebelum kering agar tetap bersih.jangan sungkan2 menegur tukang kalo tukang kerjaannya tidak bersih dari pada nanti menyesal .

Setelah pemasangan, sikat permukaan batu dengan menggunkan HCL dengan perbandingan 1 ltr HCL dicampur 3 ltr air. fungsi HCL untuk menghilangkan flek2 yang membandel dipermukaan batu. Bilas dengan air bersih dan keringkan. Setelah batu benar- benar kering lapisi dengan cairan coating . Fungsi dari coating adalah untuk melindungi permukaan batu alam dari debu , anti air, jamur, UV dan untuk menonjolkan tekstur warna pada permukaan batu alam .

Selamat mencoba .

Minggu, 03 Januari 2010

10 BATU ALAM FAVORIT
Batu alam menjadi favorit bagi keindahan dari rancangan suatu desain taman. Tampilan natural serta tekstur yang menjadikan batu alam begitu populer. Kali ini saya ulas 10batu alam terfavorit (urutan tidak berpengaruh), tentunya yang sering dipakai sebagai bahan pelengkap suatu taman.

1. Batu Andesite
Jenis batu yang satu ini sudah lama digunakan sebagai bahan bangunan. Bahkan pada jaman kolonial Belanda, batu ini sering digunakan sebagai bahan untuk mempercantik dinding, pagar, jembatan, bahkan saluran irigasi. Memang pada dasarnya batu ini digunakan sebagai bahan ‘muka’ suatu bangunan. Batu ini diambil dari pinggir sungai dan dikerjakan secara manual oleh masyarakat pada umumnya.
Sifat batu yang padat dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk mempercantik suatu bangunan. Apalagi tipe batu ini sesuai juga untuk bangunan yang memiliki gaya minimalis.

2. Batu Templek
Batu ini mengalami jaman keemasan dalam dunia arsitektur sejak zaman kemerdekaan. Ini dapat dilihat dari bangunan tua di daerah perkotaan dan rumah tua di Jatinegara, Jakarta Timur. Batu templek yang disusun secara random atau acak memang menjadi favorit di zamannya. Kemudian pola pemasangannya berubah menjadi susun sirih bernat lebar pada tahun 50-an. Kegunaannya pada saat itu adalah mempercantik kolom dan pagar rumah.

3. Batu Palimanan
Ini adalah batu favorit saya. Batu yang mulai dikenal pada tahun 50-an terkenal dengan warna yang dominan krem dengan corak batik berwarna coklat. Batu ini sangat disukai oleh masyarakat dan arsitek, karena dapat beradaptasi dengan elemen interior dan eksterior. Batu yang berasal dari Palimanan, Cirebon ini bisa diaplikasikan pada permukaan pagar, dinding, pada taman, pilar, dan masih banyak lagi. Sifatnya yang empuk menjadi keistimewaan batu ini, karena dapat dibentuk menjadi aneka ornamen dan patung.

4. Batu Candi
Sifat alami dan sejuk merupakan salah satu alasan mengapa batu ini memiliki banyak sekali penggemar. Batu candi sejak dulu memang sudah digunakan untuk membuat candi, stupa, dan patung. Walaupun mudah terserang lumut, tapi batu ini sering digunakan sebagai bahan dari elemen eksterior. Namun menurut saya kelemahan dari batu ini sangat cocok bagi sobat yang suka kesan alami.

5. Batu Paras Jogja
Batu putih berparas cantik dan alami ini banyak digunakan untuk mempercantik tampilan bangunan. Sifatnya yang empuk menjadikannya favorit para pematung atau pemahat batu. Batu ini dikenal pada tahun 60-an dan banyak digunakan sebagai elemen interior dan eksterior. Hampir sama dengan batu candi, batu ini juga mudah terserang lumut. Maka jika sobat ingin meletakkan sebagai elemen eksterior, ada baiknya memberi lapisan coating pada permukaannya.

6. Batu Hijau Sukabumi
Batu berwarna hijau ini adalah favorit saya juga. Saya lebih suka melihatnya bila diaplikasikan sebagai lapisan dari kolam renang. Warna hijaunya sangat sejuk dipandang mata dipadu dengan air yang memenuhinya. Batu ini berasal dari gunung-gunung yang ada di Sukabumi, Jawa Barat. Walaupun saya suka bila melihatnya di kolam renang, tapi batu ini juga bisa diaplikasikan pada bidang pagar, dinding, taman, pilar, dan lain-lain.

7. Batu Marmer Merah (Pacitaroso)
Warna yang cenderung ‘ngejreng’ dan terkesan vokal, membuat jeni batu ini menjadi batu marmer favorit masyarakat. Batu ini pun sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan untuk mempercantik bangunan. Hingga saat ini jenis batu marmer merah masih digunakan sebagai bahan elemen interior dan eksterior.

8. Batu Marmer Ujung Pandang
Kesan yang timbul dari batu ini adalah kesan glamour. Batu yang popular pada tahun 90-an ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan main floor atau lantai utama. Warna kremnya sangat serasi dengar warna furnitur di sekitarnya. Kualitas dan keindahannya tidak usah dipertanyakan, karena batu yang berasal dari Makassar ini tidak kalah dengan jenis batu marmer impor.

9. Batu Koral Sikat
Mungkin bagi sobat semua sudah tidak asing dengan jenis batu ini. Karena batu koral sangat sering digunakan untuk mempercantik lantai carport, teras, kolam, dan tampilan taman. Batu yang berbentuk bulat kecil ini sangat disuka oleh masyarakat, karena bentuknya yang unik dan memiliki banyak warna serta corak. Harganya pun sangat ekonomis sehingga dapat digunakan oleh beragam kalangan.

10. Mosaik
Mosaik bukan nama batu. Mosaik adalah pola pemasangan batu pada suatu bidang. Batu-batu disusun pada lembaran netting yang dilekatkan menggunakan lem khusus. Pada awalnya teknik ini terinspirasi dari mosaik yang terbuat dari porselain, keramik, dan kaca. Keunikan, keartistikan, dan inovasi yang berkembang, merupakan alasan masyarakat menggemarinya.

(Dari berbagai sumber dan Buku Batu Alam)
BATU ALAM UNTUK DINDING DAN LANTAI
Penggunaan batu alam pada bangunan menciptakan kesan alami. Selain itu, juga memberikan suasana yang lebih sejuk.
Kini batu alam tidak sekedar berfungsi sebagai material dinding atau lantai. Berbagai rumah dan bangunan lain memanfaatkannya sebagai elemen dekoratif. Biasanya diaplikasikan untuk dinding dan lantai eksterior rumah. Beberapa jenis batu, lebih banyak diaplikasikan pada taman.
Umumnya, batu alam dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu batu keras dan batu lunak. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada kekuatan dan tingkat porositasnya. Batuan keras berusia lebih tua, sehingga lebih keras dari batu lunak.
Batu andesit, marmer, dan granit, adalah yang termasuk jenis-jenis batu keras. Sedangkan yang termasuk batu lunak antara lain, batu paras, palimanan, dan batu candi. Jenis-jenis batu ini, juga memiliki tipe-tipe tertentu, sesuai dengan bentuk dan motifnya. Seperti batu andesit garis, yang merupakan batu andesit bermotif garis. Selain batu-batu tersebut, batu koral dan batu kali juga banyak diminati.
Pemasangan batu alam untuk dinding dan lantai, tidak dapat disamakan. Sebagai material untuk lantai, tentunya harus dipilih batu yang berpermukaan halus. Paling tidak, teksturnya tidak tajam. Hal ini tentunya dimaksudkan, agar tidak melukai kaki ketika diinjak. Pilihan jenis batu yang cocok, antara lain, batu palimanan, paras, marmer, andesit, dan batu koral.
Untuk penggunaan pada dinding, ragam dan jenis batu bisa lebih banyak. Jenis batu yang digunakan untuk lantai, juga bisa digunakan untuk dinding. Batu-batu dengan tekstur kasar pun bisa digunakan. Tekstur kasar boleh diaplikasikan untuk dinding, karena dinding tidak untuk diinjak. Sehingga kecil kemungkinannya dapat melukai.
Batu Alam
Batu Alam , Dewasa ini penggunaan batu alam untuk penghias taman atau untuk penghias dinding pada salah satu bagian teras masih sering dijadikan unsur dekoratif. Pemakaian batu alam tersebut bukan terbatas pada dinding atau teras saja tetapi juga pada ruangan keluarga.

Indonesia merupaka negara yang kaya akan potensi alam dan sumber berbagai bahan alam untuk kebutuhan manusia. Salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dekorasi adalah batu alam yang banyak jenisnya. Misalnya batu pualam atau marmer dari Tulungagung ini dapat dibentuk menjadi berbagai benda hias selain untuk bahan bangunan. Warna dan tesktur serta alur-alur yang terdapat pada batu alam tersebut menjadi hal yang menarik untuk ditonjolkan.

Rumah cantik bernuansa alam
Memiliki yang mewah dan cantik merupakan dambaan setiap orang, namun bagi anda yang tinggal di perkotaan dengan padatnya penduduk dan juga mahalnya bahan bangunan mungkin sedikit membuat kita berfikir kembali. sebenarnya ini dapat kita siasati, bagaimana rumah kita yang sederhana namun terlihat mewah dipandang mata, rahasia utamanya adalah rumah cantik bernuansa batu alam

Trend bangunan rumah tinggal sekarang ini banyak terkait pula dengan keinginan orang memiliki rumah yang dapat menyatu dengan alam, paling tidak rumah mereka mempunyai aksen-aksen alami yang dapat mereka nikmati.


Penggunaan batu-batu alam untuk mempercantik rumah kita merupakan salah satu alternatif bijaksana dalam mensiasati keinginan menyatu dengan alam tanpa harus keluar rumah. Batu alam tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk ekterior rumah kita saja, tetapi dapat dimanfaatkan pula untuk mempercantik interior rumah kita.

Banyak jenis dan type batu alam yang dapat dimanfaatkan untuk memperindah rumah kita, dari jenis batu alam andesite yang saat ini sangat populer sampai jenis batu limestone (Palimanan & Paras Jogja). Semua jenis batu alam dapat dimanfaatkan, tinggal bagaimana kita men-desain-nya agar tampak menyatu dengan karakter arsitektur rumah kita.